%A Makani, Mawaqit %D 2023 %T POLA PEMBERIAN OBAT CACING PADA ANAK DI WILAYAH KALIMANTAN TENGAH %K %X Soil Transmitted Helimnths (STH) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, terutama pada masyarakat desa, pinggiran kota ataupun perkotaan yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi pada negara yang beriklim tropis dan subtropis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pemberian obat cacing sebagai prevalensi kecacingan di Kalimantan Tengah. Penelitian ini bersifat observasional kualitatif dengan rancangan penelitian crossectional. Pengambilan sampel dilakukan secara prospektif pada bulan Agustus – September 2022 di Kota Kumai. Hasil dari penelitian ini Pada penelitian ini terdapat 39 orang usia 2-5 tahun, dan 61 orang usia 6-12 tahun. Distribusi Pendidikan pada responden terbagi atas tiga yaitu usia pra sekolah 23%, TK 29%, dan Sekolah Dasar sebanyak 48%. Dari dua puluh tiga responden pada usia 2-4 tahun terdapat sepuluh responden yang tidak mengonsumsi obat cacing dikarenakan sudah tidak melakukan Posyandu secara rutin sehingga tidak menerima informasi yang tepat terkait obat cacing. Pada usia 5-12 tahun, terdapat 9 responden yang tidak mendapatkan obat cacing dengan berbagai kendala. Albendazole merupakan obat yang paling banyak dikonsumsi pada pencegahan kecacingan pada masyarakat Kumai. Hal ini dikarenakan pemberian berkala yang dilakukan oleh pihak dinas Kesehatan yang berkoordinasi dengan puskesmas untuk berkerja sama dengan sekolah dan fasilitas kesehatan (posyandu). Sedangkan pemberian pyrantel pamoat dan piperazine merupakan penggunaan obat cacing atas inisiatif masyarakat yang langsung diperoleh dari apotek. %U https://journal.stikesborneocendekiamedika.ac.id/index.php/jbc/article/view/304 %J Jurnal Kesehatan Borneo Cendekia %0 Journal Article %R 10.54411/jbc.v6i2 Desember.304 %P 59-65%V 6 %N 2 %@ 2549-1822 %8 2023-03-15